Benarkah Jerman adalah negara yang sangat kaku?

Giessen an der Lahn – Kita mungkin lebih mengenal Jerman sebagai negara memiliki aturan dan birokrasi yang dijalankan secara kaku dan hampir tidak ada ruang untuk negoisasi. Tapi benarkah demikian? Apakah Jerman benar-benar sekaku itu?

Mengamati yang terjadi di Haltestelle (pemberhentian bus) Berliner Platz di Giessen dapat memutarbalikkan stereotype ini. Haltestelle ini cukup ramai karena ada beberapa jalur bus yang bertemu. Biasanya penumpang harus menyeberang jalan untuk berganti bus. Sebenarnya ada jalur penyeberangan di perempatan di dekatnya. Tetapi karena persimpangan ini terlalu ramai, lampu pengatur lalu lintas hanya memberikan waktu yang pendek untuk menyeberang dan itupun harus menunggu cukup lama. Sementara itu penumpang tak memiliki banyak waktu karena umsteigen (waktu untuk berganti bis yang berbeda jalur) yang pendek. Menunggu bis selanjutnya selama 15-30 menit juga pasti akan membuang waktu.

Untuk itu ada alternatif agar penumpang bisa cepat menyeberang, yaitu ada semacam jarak antar pagar di median jalan (seperti yang terlihat dalam foto). Dengan demikian penumpang bisa menyeberang secara ilegal dengan nyaman.

20170625-20170625_202139

Celah pagar di median jalan Berliner Platz, Giessen (Foto: Kurniawan, 2017)

Bagaimana pun juga, menyeberang jalan tidak pada tempatnya ini melanggar aturan dan terancam denda. Namun, sepertinya untuk kasus ini dimaklumi baik oleh polisi maupun pengemudi mobil. Polisi terkesan membiarkan dan mobil pun akan melambat jika memasuki daerah itu. Dan terkadang bila beruntung, sopir bis akan menunda keberangkatan beberapa detik untuk menunggu kita menyeberang. Tentu saja, hal ini hanya berlaku jika kita terburu-buru untuk mengejar bis. Jika tidak, kita harus menggunakan jalur penyeberangan resmi.

Ini menggambarkan bahwa Jerman memang memiliki aturan yang kaku, tetapi selalu ada celah untuk “melanggar” dalam keadaan terdesak dan demi alasan kemanusiaan.

Ini juga membuktikan betapa pejalan kaki dan pengguna transportasi publik sangat dihormati di Jerman. Boleh dikata, sebagai pejalan kaki kita boleh sombong karena berada pada kasta tertinggi dalam masyarakat pemakai jalan di Jerman.

Banyak contoh lainnya, baik dalam berurusan dengan administrasi universitas, imigrasi, pemerintah kota, asuransi, kantor pajak, dokter, dan lain-lain. Tapi tetap dengan alasan yang sebenarnya, bukan alasan yang dibuat-buat apalagi berbohong. Hanya saja kadang diperlukan kesabaran. Apalagi jika berkaitan dengan surat-menyurat, maka bersiap-siaplah melakukan briefkrieg (perang surat).

Bagaimana dengan Indonesia? Well…, kita tahu selalu ada ruang untuk bernegoisasi. Hanya diperlukan “sedikit” uang dan hadiah untuk membuka ruang itu.

 

6 thoughts on “Benarkah Jerman adalah negara yang sangat kaku?

  1. Salah satu petinggi di kantor orang Jeman, dia disiplin bgt soal waktu.. Dateng meeting telat 5 menit aja dia bisa marah sembari nyinyir, pdhl di Indonesia 10-15 telat wes biyasak 🙂

    Pernah marah jg waktu telat masuk kantor pdhl hanya 5 menitan

    Mungkin dibandingkan dg Jepang, msh strict di Jepang kali ya..

    Like

    • Iya, Mbak. Bagi orang Jerman, terlambat adalah masalah serius.
      Pernah ada professor tua yang lari-lari karena terlambat dalam seminar. Dia benar-benar minta maaf meski terlambat tak sampai 5 menit karena ada gangguan kereta api.
      Memang budaya ini didukung sarana tranportasi yang tepat waktu sampai ke menitnya.
      Kalau di Jepang mungkin lebih strict lagi mengingat presis perjalanan kereta sampai ke detiknya.

      Like

  2. Selama ini saya juga mikirnya begitu, orang Jerman itu kaku, meskipun kalau urusan ramah masih lebih mending daripada orang-orang Rusia. Ini sih karena pengalaman pribadi aja. Itupun diambil dari beberapa kenalan yang saya kenal di Jakarta, bukan di negara asalnya. Tapi saya baru tau kalau beberapa aturan di Jerman pun ‘bisa dilanggar’ pada batas-batas tertentu. Cuma mungkin kita harus tau kali ya, mana yang bisa dilanggar dan nggaknya, dan sejauh apa.

    Like

    • Iya, Mas. Kalau saya lihat, orang Jerman memang efisien. Ngobrol pun kalau ada perlunya saja. Mereka kurang suka ngobrol ngalor ngidul ga jelas. Berdebat dengan mereka pun harus pakai data. Kecuali dengan teman (yang benar-benar teman).
      Kalau orang Rusia memang lebih dingin. Tapi kalau kita berhasil berteman dengan mereka, mereka adalah pribadi yang asyik, hangat dan penuh kekeluargaan.

      Soal aturan, memang ada beberapa yang ‘bisa dilanggar’. Tapi sifatnya kasuistik, tidak berlaku umum, dan tergantung kondisi. Memang sulit sih kita mengetahui mana yang bisa di-nego dan sampai sejauh mana. Cuma ya yang bisa saya lakukan cuma ikut-ikutan hehe..

      Like

Leave a comment