Calon dokter dari Indonesia peraih penghargaan bergengsi di Jerman

Giessen – Kembali, seorang putra bangsa telah menorehkan prestasi yang membanggakan di bumi Jerman. Jamal, calon dokter yang sedang menempuh pendidikan di Justus-Liebig University of Giessen (JLU), telah memperoleh penghargaan DAAD Preis untuk mahasiswa internasional. DAAD Preis ini diberikan setiap tahun untuk mahasiswa internasional yang memiliki pencapaian luar biasa di universitas Jerman.

Dikutip dari website resmi JLU, penghargaan ini diserahkan oleh The Vice President for Teaching and Research, Prof. Dr. Adriaan Dorresteijn, pada Akademischen Festakts der Justus-Liebig-Universität Gießen (JLU), akhir November 2015. Para komite juri telah melakukan pengamatan yang sekian lama terhadap Jamal. Dia dinilai memiliki determinasi tinggi dalam studi. Dia memiliki komitmen untuk mempromosikan dan mengintegrasikan mahasiswa internasional di lingkungan Fakultas Kedokteran (FB11 – Medizine), JLU Giessen. Dia juga berperan dalam memediasi perbedaan kultur budaya di antara sesama mahasiswa dan antara mahasiswa-dosen. Hal inilah yang membuat Dr. Michael Knipper, dari Institut Sejarah Kedokteran, mengusulkan Jamal untuk penghargaan ini. Jamal menjadi contoh pengayaan kehidupan akademik di Universitas Giessen oleh mahasiswa asing. Selain itu, komitmennya untuk mempelopori adanya pelayanan kesehatan yang netral, dengan menjadi ketua Mer-C Deutschland e.V., mendapat penilaian sendiri. JLU dan DAAD yakin bahwa dia akan menjadi jembatan bagi pembangunan di Indonesia.

12308112_10208202121755123_1173478518374891996_o

Jamal, peraih DAAD Prize 2015 (Foto: Dephi Sampebulu, 2015)

Jamal – nama yang sederhana, sesederhana orangnya – adalah pribadi pekerja keras dan tangguh. Selesai menamatkan pendidikan SMA nya tahun 2008 di Palimanan, Cirebon, dia berangkat ke Jerman melalui program Au pair. Sambil bekerja (Au pair) di kota Soest, dia menamatkan pendidikan bahasa Jerman di VHS Soest di tahun 2009. Dalam rangka meraih pendidikan universitas, pendidikan pra kuliah (Studienkolleg) pun dijalani di Studienkolleg Mittelhessen, Marburg, yang diselesaikan tahun 2011. Jalan menuju cita-cita pun makin dekat ketika dia diterima sebagai sebagai mahasiswa kedokteran di JLU Giessen. Saat ini dia sudah semester 9 dan selangkah lagi akan memperoleh gelar dokter. Semua tahap ini dilalui sambil bekerja part time.

Sepanjang yang saya ketahui, Jamal juga aktif berorganisasi baik di kampus dan di luar kampus. Di kampus salah satunya sebagai anggota senat mahasiswa asing (AStA), JLU. Di luar kampus, dia aktif di Mer-C Deutschland e.V. dan beberapa organisasi pengajian. Dia juga menginisiasi pengajian mahasiswa Indonesia dan juga aktif dalam pengajian masyarakat Indonesia di Negara Bagian Hessen dan sekitarnya. Dia juga salah seorang perintis pendirian Masjid dan Pusat Budaya Indonesia di Frankfurt.

Sesungguhnya, banyak prestasi dan aktivitas dari saudara Jamal ini. Hanya memang yang bersangkutan tidak mau menceritakannya. Sikap rendah hatinya dan kebaikannya patut diacungi jempol. Pantas kiranya jika ada mahasiswa internasional yang setelah tahu saya dari Indonesia, kemudian bercerita: “Saya juga kenal mahasiswa dari Indonesia. Namanya Jamal. Apakah kamu juga kenal?”.

One thought on “Calon dokter dari Indonesia peraih penghargaan bergengsi di Jerman

Leave a comment